Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD)
I.
Latar Belakang
B-GELS
atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang
dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka
menyelamatkan pasien dari kematian. Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya
sudah banyak diajarkan pada orang orang
awam atau orang-orang awam khusus, namun
sepertinya hal ini masih sangat jarang
diketahui oleh masyarakat Indonesia. Melalui artikel ini, saya ingin
sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca
sekalian.
II.
Prinsip Utama
Prinsip
Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is
Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi
gawat darurat haruslah benar- benar efektif dan efisien, karena
pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan
nyawa dalam hitungan menit saja ( henti
nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan
kematian).
III.
Langkah _ Langkah Dasar
Langkah-langkah
dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway Breathing
– Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harussangat
diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat :
Algortima Dasar PPGD
1.
Ada pasien tidak sadar
2. Pastikan kondisi tempat pertolongan
aman bagi pasien dan penolong
3. Beritahukan kepada lingkungan kalau
anda akan berusaha menolong
4. Cek kesadaran pasien.
a. Lakukan dengan metode AVPU
b. A –> Alert : Korban sadar jika
tidak sadar lanjut ke poin V
c. V –> Verbal : Cobalah
memanggil-manggil korban dengan berbicara keras ditelinga korban
( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh pasien
), jika tidak merespon lanjut ke P
d. P –> Pain : Cobalah beri rangsang
nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku),
selain itu dapat juga dengan
menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata (supra orbital)
e. U –> Unresponsive : Setelah
diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi maka
pasien berada dalam keadaan unresponsive.
5. Call for Help, mintalah bantuan
kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon
ambulans (118) dengan memberitahukan :
a. Jumlah Korban
b. Kesadaran korban (sadar atau tidak
sadar)
c. Perkiraan usia dan jenis kelamin (
ex: lelaki muda atau ibu tua)
d. Tempat terjadi kegawatan ( alamat
yang lengkap)
6. Bebaskan lah korban dari pakaian di
daerah dada ( buka kancing baju bagian
atas agar dada terlihat.
7. Posisikan diri di sebelah korban,
usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar dengan bahu pasien
8. Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a. Luka-luka dari bagian bawah bahu ke
atas (supra clavicula)
b.Pasien mengalami tumbukan di
berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor)
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami
cedera di tulang belakang bagian leher
9. Tanda-tanda tersebut adalah
tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang belakang bagian leher (cervical), cedera pada
bagian ini sangat berbahaya karena disini tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia
(bernapas, denyut jantung).
a.
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt.jpg
Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas korban.
Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas korban.
b.
http://www. toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt2.gif
|
Gerakan ini dilakukan untuk
menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher
pasien.
10. Sambil melakukan a atau b di atas,
lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway
(jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien.
11.
http:z.about.com/f/p440/graphics/images/en/18158.jpg
|
Look
: Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan tersebut simetris
?
Listen
: Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan
yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)
Jenis-jenis suara nafas tambahan
karena hambatan sebagian jalan nafas :
c.
Snoring
: suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas
bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah
pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2
jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift
tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke
bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg:
gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut.
d.
Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi
karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti
di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang
sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
e.
Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan
karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap
lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja
Jika suara napas tidak terdengar
karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan :
a) Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu
dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula di
punggung
b) Heimlich Maneuver, dengan cara
memposisikan diri seperti gambar, lalu menarik tangan ke arah belakang atas.
Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa
apakah ada hawa napas dari korban ?
12. Jika ternyata pasien masih bernafas,
maka hitunglah berapa frekuensi pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal
adalah 12 -20 kali permenit)
13. Jika frekuensi nafas normal, pantau
terus kondisi pasien dengan tetap melakukan
Look Listen and Feel
14. Jika frekuensi nafas < 12-20
kali permenit, berikan nafas bantuan (detail tentang nafas bantuan dibawah)
15. Jika pasien mengalami henti nafas
berikan nafas buatan (detail tentang nafas buatan dibawah)
18. Cek lagi nadi karotis (dengan metode
seperti diatas) selama 10 detik, jika teraba lakukan Look Listen and Feel
(kembali ke poin 11) lagi. jika tidak teraba ulangi poin nomer 17.
19. Pijat jantung dan nafas buatan
dihentikan jika
a)Penolong kelelahan dan sudah tidak
kuat lagi
b) Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda
kematian (kaku mayat)
c)Bantuan sudah dating
d) Teraba denyut nadi karotis
20. Setelah berhasil mengamankan kondisi
diatas periksalah tanda-tanda shock pada pasien :
a)Denyut nadi >100 kali per menit
b) Telapak tangan basah dingin dan
pucat
c)Capilarry Refill Time > 2 detik (
CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa
selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna
ujung kuku merah lagi)
22. Pertahankan posisi shock sampai
bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang
23. Jika ada pendarahan pada pasien,
coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan atau membebat luka (membebat
jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)
24. Setelah
kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen
and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.
Nafas Bantuan
Napas Bantuan adalah Nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan frekuensi nafas
pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per
menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia
sehingga total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).
Prosedurnya :
1. Posisikan diri disamping pasien.
2. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi
gunakan lah kain sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah
penularan penyakit2.
3. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi
digunakan untuk head tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan
tidak terbuang lewat hidung).
4. Mata memperhatikan dada pasien.
5.
6. Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda
jika nafas yg diberikan masuk adalah dada pasien mengembang ).
7. Lepaskan penutup hidung dan jauhkan
mulut sesaat untuk membiarkan pasien menghembuskan nafas keluar (ekspirasi).
8.
Lakukan
lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal.
Nafas Bantuan
Cara
melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas buatan
diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif
(dada mengembang ).
Pijat Jantung
Pijat
jantung adalah usaha untuk “memaksa” jantung memompakan darah ke seluruh tubuh,
pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak teraba.
Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan pada
algortima di atas).
Prosuder Pijat Jantung
1.
Posisikan
diri di samping pasien.
2.
Posisikan
tangan seperti gambar di center of the chest ( tepat ditengah-tengah dada).
3.
Posisikan
tangan tegak lurus korban seperti gambar.
4.
Tekanlah
dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint).
5.
Tekanlah
dada kira-kira sedalam 4-5 cm (seperti gambar kiri bawah).
6.
Setelah
menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal (seperti
gambar kanan atas).
7.
Satu
set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan
menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :
SATU DUA TIGA SATU
SATU DUA TIGA DUA
SATU DUA TIGA TIGA
SATU DUA TIGA EMPAT
SATU DUA TIGA LIMA
SATU DUA TIGA ENAM
SATU DUA TIGA ENAM
8.
Prinsip
pijat jantung adalah :
a)
Push
deep
b)
Push
hard
c)
Push
fast
d)
Maximum
recoil (berikan waktu jantung relaksasi)
e)
Minimum
interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh
diinterupsi)
Perlindungan Diri Penolong
Dalam melakukan pertolongan pada
kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa memastikan keselamatan
dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena lingkungan, maupun
karena bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan.
Poin-poin penting dalam perlindungan
diri penolong :
1) Pastikan kondisi tempat memberi
pertolongan tidak akan membahayakan penolong dan pasien.
2) Minimasi kontak langsung dengan
pasien, itulah mengapa dalam memberikan napas bantuan sedapat mungkin digunakan
sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong dari penyakit yang
mungkin dapat ditularkan oleh korban.
3) Selalu perhatikan kesehatan diri
penolong, sebab pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang sangat
memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan
membahayakan penolong sendiri.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan P3K
P3K
adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat
kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga medis. Tujiannya untuk menyelamatkan
nyawa, menghindari cedera atau kondisi yang lebih parah, dan mempercepat
penyembuhan.
Pengetahuan
P3K ini dapat diperoleh dari pelatihan, kursus, atau pengamanan.
a.
Sengatan Binatang Berbisa
Untuk sengatan lebah dapat diatasi
dengan cara menempelkan tanah iat basah pada luka sengatan, menepelkan pecahan genting
panas di atas luka, atau mengoleskan vetsin untuk mencegah pembengkakan. Lintah
yang menggigit dapat diusir dengan cara menaburkan garam di atas lintah,
meneteskan sari jeruk mentah, menaburkan abu rokok, atau mengais lintah dengan
kayu hidup yang ada kambiumnya. Untuk sengatan kalajengking dan lipan : memijat
daerah sekitar luka sampai racun keluar, mengukat bagian tubuh disebelah
pangkal yang digigit, dan menempelkan sam yang dilumatkan di atas luka.
b.
Mimisan
Cara mengatasi yang paling mudah yaitu
dengan menundukan orang yang mimisan agak menunduk, cuping hidung kanan kiri
dipencet bersamaan, dan bernapas mlalu mulut. Tunggu sampai 5 – 10 menit.
Penaganan secara tradisional dengan daun sirih. Karena daub sirih mengandung
zat yang menyempitkan pembuluh darah.
c.
Memar
Memar terjadi karna benturan benda
keras. Memar ditandai dengan adanya benjolan pada bagian yang terantuk, kadang
disertai waena kebiruan. Jika tidak ada luka, cara mengatasinya dengan langsung
dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Pengompresan juga akan mengurangi
pembengkakan.mengurangi atau menghilangkan pembengkakan dengan membirikan
kompres panas selam a3 – 5 menit, untuk melebarkan pembuluh darah setempat.
Setelah itu dikompres dingin selama 1 – 2 menit. Hal ini dilakukan 4 – 5 kali
sehari sampai bengkak menghilang. Kompres panas dapat menggunakan air panas
dalam kantong atau dengan obat pemanas kulit ( salep/krim/balsem).
d.
Luka Parut
Apabila ada pendarahan dihentikan
terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa
steril atau kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air
dan sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup
bersih. Bersih kan dari benda asing, kalau ada
misal seperti kerikil atau benda lainnya segera keluarkan. Setelah
bersih dapat diberikan atbtiinfeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa
atiifeksi.
e.
Terkilir dn Patah tulang
Sebelum dirujuk kerumah sakit,
kecelakaan patah tulang dapat dilakukan pertolongan pertama dengan cara :
korban dibaringkan, dan jangan sampai bergerak. Untuk itu harus dilakukan
pemindaian dilakukan agar bagian patah tidak bergeser atau bergeser. Pada
tulang yang terbuka, selain tindakan seperti diatas, pendarahan dihentikan dan
luka ditutupi dengan kain steril atau kain bersih agar tidak terkontaminasi
bakteri.
f.
Pingsan
Sebelum melakukan tindakan pertolonan,
perhatikanlah pernapasanya. Apabila masih bernapas segera beringkan dengan
posisi kepala lebih rendah dari dada dan kaki, pakaian yang kencang
dilonggarkan. Badan dihangatkan. Pingsan karena jiwanya agak sulit ditangani
sebab biasanya disertai dengan kejang. Apabila tidak bernapas, raba nadinya.
Apabila tidak teraba, lakukan resusitasi jabtung paru. Apabila tidak dapat,
segara rujuk kerumah sakit.
Peralatan dan obat – obatan yang perlu disiapkan antara lain plester,
pembalut berperekat, pembalut steril (besar, sedang, dan kecil) perban gulung,
perban segitiga, kain kasa, pinset, gunting, peniti, obat merah, obat sakit
perut, cairan pembersih luka, obat demam/penurun panas, tablet garam/notrin,
dan obat – obatan yang bersifat khusus.
PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KELAKAAN
Sebelum kita bisa
meberikan pertoongan, kita harus mengetahui telebih dahulu dengan kecelakaan.
Kecelakaan adalah suatu kejadian diluar kemampuan manusia, karena adanya
rudapaksa / kekerasan dari luar yang bisa menyebabkan maut.
Prinsip
yang digunakan adalah :
P = Penolong
amankan diri sebelum menolong
A = Amankan
korban dari tempat kejadian
T = Tandai
tempat kejadian, sehingga orang tahu bahwa disana telah terjadi kecelakaan
U = Usahakan
menghubungi tempat rujukan ( Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter Ambulan, Pihak
berwajib )
T = Tindakan
penolong sesuai dengan urutan yang paling tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar