Sabtu, 28 Juli 2012

PPGD (PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT

Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD)
         I.            Latar Belakang
B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian. Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian.

      II.            Prinsip Utama
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar- benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian).

   III.            Langkah _ Langkah Dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D        ( Airway ­Breathing – Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang  harussangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat :
Algortima Dasar PPGD
1.      Ada pasien tidak sadar
2.      Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
3.      Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong
4.      Cek kesadaran pasien.

a.       Lakukan dengan metode AVPU
b.      A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
c.       V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras ditelinga korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P
d.      P –> Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata (supra orbital)
e.       U –> Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi maka pasien berada dalam keadaan unresponsive.
5.      Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans (118) dengan memberitahukan :

a.       Jumlah Korban
b.      Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c.       Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua)
d.      Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap)

6.      Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian atas agar dada terlihat.
7.      Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar dengan bahu pasien
8.      Cek apakah ada tanda-tanda berikut :

a. Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)
b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor)
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher

9.      Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena disini tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung).

a.      
Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin Lift.





                 http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt.jpg
        Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas korban.
b.     
http://www. toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt2.gif
Jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust



            Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien.

10.  Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway (jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien.
11. 
http:z.about.com/f/p440/graphics/images/en/18158.jpg
Metode pengecekan menggunakan metode Look, Listen, and Feel






Look : Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan tersebut simetris ?
Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)
Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :
c.       Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut.
 






d.      Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
 






e.      Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja
Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan :
a)      Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula di punggung
b)      Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu menarik tangan ke arah belakang atas.
 








                                                http://home.utah.edu/~mda9899/Image23.gif
c) Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.







Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban ?

12.  Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi   pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal adalah 12 -20 kali permenit)
13.    Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap melakukan Look Listen and Feel
14.    Jika frekuensi nafas < 12-20 kali permenit, berikan nafas bantuan (detail tentang nafas bantuan dibawah)
15.    Jika pasien mengalami henti nafas berikan nafas buatan (detail tentang nafas buatan dibawah)
16.    Setelah diberikan nafas buatan maka lakukanlah pengecekan nadi carotis yang terletak di leher (ceklah dengan 2 jari, letakkan jari di tonjolan di tengah tenggorokan, lalu gerakkan lah jari ke samping, sampai terhambat oleh otot leher (sternocleidomastoideus), rasakanlah denyut nadi carotis selama 10 detik.




17.    Jika tidak ada denyut nadi maka lakukanlah Pijat Jantung(figure D dan E , figure F pada bayi), diikuti dengan nafas buatan(figure A,B dan C),ulang sampai 6 kali siklus pijat jantung-napas buatan, yang diakhiri dengan pijat jantung











18.    Cek lagi nadi karotis (dengan metode seperti diatas) selama 10 detik, jika teraba lakukan Look Listen and Feel (kembali ke poin 11) lagi. jika tidak teraba ulangi poin nomer 17.
19.    Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan jika
a)Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi
b)      Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat)
c)Bantuan sudah dating
d)     Teraba denyut nadi karotis
20.    Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda shock pada pasien :
a)Denyut nadi >100 kali per menit
b)      Telapak tangan basah dingin dan pucat
c)Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi)
21.    Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung




22.    Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang
23.    Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)
            24.    Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.
Nafas Bantuan
Napas Bantuan adalah  Nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).
Prosedurnya :
1.      Posisikan diri disamping pasien.
2.      Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan penyakit2.
3.      Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk head tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat hidung).
4.      Mata memperhatikan dada pasien.
5.     
Tutupilah mulut korban dengan seluruh mulut penolong.
 




6.      Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada pasien mengembang ).
7.      Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan pasien menghembuskan nafas keluar (ekspirasi).
8.      Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal.
Nafas Bantuan
Cara melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas buatan diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif (dada mengembang ).
Pijat Jantung
Pijat jantung adalah usaha untuk “memaksa” jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan pada algortima di atas).
Prosuder Pijat Jantung
1.      Posisikan diri di samping pasien.
2.      Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest ( tepat ditengah-tengah dada).
 
















3.      Posisikan tangan tegak lurus korban seperti gambar.
 










4.      Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint).
5.      Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm (seperti gambar kiri bawah).
 











6.      Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal (seperti gambar kanan atas).
7.      Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :
SATU  DUA  TIGA  SATU
SATU  DUA  TIGA  DUA
SATU  DUA  TIGA  TIGA
SATU  DUA  TIGA  EMPAT
SATU  DUA  TIGA  LIMA
SATU  DUA  TIGA  ENAM
8.      Prinsip pijat jantung adalah :

a)      Push deep
b)      Push hard
c)      Push fast
d)     Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)
e)      Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)
Perlindungan Diri Penolong
Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan.
Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong :
1)      Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan penolong dan pasien.
2)      Minimasi kontak langsung dengan pasien, itulah mengapa dalam memberikan napas bantuan sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh korban.
3)      Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan P3K
            P3K adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga medis. Tujiannya untuk menyelamatkan nyawa, menghindari cedera atau kondisi yang lebih parah, dan mempercepat penyembuhan.
   Pengetahuan P3K ini dapat diperoleh dari pelatihan, kursus, atau pengamanan.
a.         Sengatan Binatang Berbisa

Untuk sengatan lebah dapat diatasi dengan cara menempelkan tanah iat basah pada luka sengatan, menepelkan pecahan genting panas di atas luka, atau mengoleskan vetsin untuk mencegah pembengkakan. Lintah yang menggigit dapat diusir dengan cara menaburkan garam di atas lintah, meneteskan sari jeruk mentah, menaburkan abu rokok, atau mengais lintah dengan kayu hidup yang ada kambiumnya. Untuk sengatan kalajengking dan lipan : memijat daerah sekitar luka sampai racun keluar, mengukat bagian tubuh disebelah pangkal yang digigit, dan menempelkan sam yang dilumatkan di atas luka.

b.        Mimisan
Cara mengatasi yang paling mudah yaitu dengan menundukan orang yang mimisan agak menunduk, cuping hidung kanan kiri dipencet bersamaan, dan bernapas mlalu mulut. Tunggu sampai 5 – 10 menit. Penaganan secara tradisional dengan daun sirih. Karena daub sirih mengandung zat yang menyempitkan pembuluh darah.
c.         Memar

Memar terjadi karna benturan benda keras. Memar ditandai dengan adanya benjolan pada bagian yang terantuk, kadang disertai waena kebiruan. Jika tidak ada luka, cara mengatasinya dengan langsung dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Pengompresan juga akan mengurangi pembengkakan.mengurangi atau menghilangkan pembengkakan dengan membirikan kompres panas selam a3 – 5 menit, untuk melebarkan pembuluh darah setempat. Setelah itu dikompres dingin selama 1 – 2 menit. Hal ini dilakukan 4 – 5 kali sehari sampai bengkak menghilang. Kompres panas dapat menggunakan air panas dalam kantong atau dengan obat pemanas kulit ( salep/krim/balsem).

d.        Luka Parut

Apabila ada pendarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Bersih kan dari benda asing, kalau ada  misal seperti kerikil atau benda lainnya segera keluarkan. Setelah bersih dapat diberikan atbtiinfeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa atiifeksi.

e.         Terkilir dn Patah tulang

Sebelum dirujuk kerumah sakit, kecelakaan patah tulang dapat dilakukan pertolongan pertama dengan cara : korban dibaringkan, dan jangan sampai bergerak. Untuk itu harus dilakukan pemindaian dilakukan agar bagian patah tidak bergeser atau bergeser. Pada tulang yang terbuka, selain tindakan seperti diatas, pendarahan dihentikan dan luka ditutupi dengan kain steril atau kain bersih agar tidak terkontaminasi bakteri.

f.          Pingsan

Sebelum melakukan tindakan pertolonan, perhatikanlah pernapasanya. Apabila masih bernapas segera beringkan dengan posisi kepala lebih rendah dari dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan. Badan dihangatkan. Pingsan karena jiwanya agak sulit ditangani sebab biasanya disertai dengan kejang. Apabila tidak bernapas, raba nadinya. Apabila tidak teraba, lakukan resusitasi jabtung paru. Apabila tidak dapat, segara rujuk kerumah sakit.

Peralatan dan obat – obatan yang perlu disiapkan antara lain plester, pembalut berperekat, pembalut steril (besar, sedang, dan kecil) perban gulung, perban segitiga, kain kasa, pinset, gunting, peniti, obat merah, obat sakit perut, cairan pembersih luka, obat demam/penurun panas, tablet garam/notrin, dan obat – obatan yang bersifat khusus.

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KELAKAAN
Sebelum kita bisa meberikan pertoongan, kita harus mengetahui telebih dahulu dengan kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu kejadian diluar kemampuan manusia, karena adanya rudapaksa / kekerasan dari luar yang bisa menyebabkan maut.
Prinsip yang digunakan adalah :
P          =       Penolong amankan diri sebelum menolong
A          =       Amankan korban dari tempat kejadian
T          =       Tandai tempat kejadian, sehingga orang tahu bahwa disana telah terjadi kecelakaan
U          =       Usahakan menghubungi tempat rujukan ( Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter Ambulan, Pihak berwajib )
T          =       Tindakan penolong sesuai dengan urutan yang paling tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar